Tidak biasanya tadi malam begitu tiba di Pelabuhan International Ferry Terminal Batam Centre, kami semua penumpang kapal ferry lambat Mv. Penguin 15 harus menjalani secrenning di depan pintu masuk pelabuhan.
Setiap orang diwajibkan masuk ke body scan milik Dinas Pertanian dan karantina Otorita Batam ehh. sekarang namanya Badan Pengawasan FTz yah.., gilakan badan udah capek mesti antri lagi dan disemprot ama bahan anti desifektan, muengkin tau aja di para petugas kalo banyak penumpang yang belum mandi so.. pada banyak kuman, he he he
Ternyata semua ini karena hebohnya penyakit yang baru-baru ini menghantui dunia, masih gak jauh-jauh dari flu, kalo dulu heboh flu burung dan belum lama ini juga heboh flu singapore maka kami semua yang baru balek dari singapore ini mesti dibody scan agar benar-benar seteril dari kuman dan penyakit flu tersebut karena sekarang juga sedang ada serangan virus flu babi di meksiko sana
Berikut ada tips tentang penanganan Flu Singapura
Heboh ancaman “Flu Singapura” tidak hanya sempat membuat panik sebagian masyarakat Indonesia saja, namun juga Asia Tenggara Indonesia. Beberapa tahun yang lalu penyakit yang menyerang anak-anak dengan khas signifikan menyerang mulut, tangan dan kaki ini menggemparkan situasi kesehatan di Singapura.
Flu Singapura bukanlah jenis flu biasa yang kita kenal, sesuai dengan sasaran serangan penyakit tersebut (mulut, tangan dan kaki). Penyakit ini memang merupakan terjemahan dari hand foot and mouth disease (HMFD).
Istilah sebutan ‘Flu Singapura’ sendiri disinyalir merupakan manifesto fenomena dari jumlah riwayat epidemiologis penyakit tersebut di wilayah negara Singapura sendiri pada tahun 2000-an.
Walau dapat sembuh dengan sendirinya, penyakit kaki, tangan, dan mulut (PKTM) tidak dipandang sebelah mata oleh pihak negara Singapura sendiri. Singapura sedikitnya telah mendonasikan seperangkat alat pendeteksi dini ‘flu singapura’ di beberapa titik pintu masuk wilayah Indonesia.
Seperangkat alat yang merupakan piranti yang dapat membaca suhu tubuh manusia secara akurat berkat thermal sensor yang dirancang sedemikian rupa untuk mendiagnosa instan para komuter Singapura-Indonesia agar eksistensi PKTM dapat ditindaklanjut lebih dini. Bahkan beberapa pihak bandara udara di Indonesia telah menlajlin kerjasama dengan beberapa pihak rumah sakit agar dapat dilakukan ‘penjemputan pasien’ lebih dini meninjau rentannya penularan PKTM itu sendiri.
Penyakit, Kaki, Tangan, dan Mulut
Penyakit Kaki, Tangan, dan Mulut merupakan infeksi virus ringan yang sangat menular yang sering ditemukan ada anak-anak. Disebut demikian karena gejalanya memang dapat dilihat pada ketiga bagian tubuh tersebut. Pada mulut, muncul vesikel-veskel yang kemudian pecah membentuk luka yang bergaung (ulkus) pada lidah, gusi, dan pipi bagian dalam. Luka ini tentunya terasa nyeri sehingga penderita menjadi sulit menelan. Sedangkan pada kulit telapak kaki dan tangan akan muncul lesi-lesi merah yang datar atau benjolan kecil (papul), beberapa seperti gelembung kecil (vesikel) yang tidak disertai rasa gatal. Beberapa dapat ditemukan pada bokong.
Sebetulnya, pada tahap awal penyakit gejala yang ada seperti gejala infeksi virus lainnya, yaitu demam, penurunan nafsu makan, rasa lemas/tidak enak badan (malaise), dan sakit tenggorokan. Rentang waktu antara masuknya virus ke dalam tubuh sampai munculnya gejala biasa 3 - 7 hari. Sedangkan, luka di mulut baru muncul 1 – 2 hari setelah mulainya demam, diikuti oleh lesi pada kulit. Karena merupakan infeksi virus, penyakit ini akan membaik sendiri dalam 7-10 hari ketika antibodi tubuh sudah terbentuk (self-limiting disease).
Virus yang paling sering menjadi biang keladi penyakit ini memiliki nama coxsackievirus A16 yang merupakan bagian dari suatu kelompok virus yang disebut enterovirus. “Anggota” enterovirus yang lain juga dapat menyebabkan penyakit ini, namun sebagian besar kasus Penyakit Kaki, Tangan, dan Mulut tidak serius. Walaupun demikian salah satu jenis enterovirus, yaitu enterovirus 71 dapat menyebabkan keadaan yang lebih berat atau ada komplikasi, bahkan sampai meninggal.
Komplikasi yang dapat muncul tersebut, berupa:
* Peradangan selaput otak (meningitis) karena infeksi virus. Peradangan juga mempengaruhi cairan saraf pusat yang mengelilingi otak dan tulang belakang. Infeksi ini biasanya ringan dan akan sembuh dengan sendirinya.
* Ensefalitis. Merupakan infeksi berat pada jaringan otak dan dapat menyebabkan kematian. Namun, komplikasi ini jarang.
* Miokarditis (Coxsackie Virus Carditis) atau perikarditis, peradangan otot jantung atau selaput jantung. Komplikasi ini jarang.
* Pneumonia atau radang paru-paru. Komplikasi ini jarang.
* Paralisis atau kelumpuhan anggota gerak (seperti polio). Komplikasi ini jarang.
Karena menyerang anak-anak, komplikasi yang sering ditemukan adalah dehidrasi. Rasa nyeri pada mulut dan tenggorokan menyebabkan anak menjadi sulit untuk menelan. Karena itu, anak harus minum yang cukup selama sakit. Jika dehidrasinya berat, pemberian cairan melalui pembuluh darah (intravena) harus dilakukan.
Pintu masuk utama serangan coxsackievirus ke dalam tubuh adalah mulut manusia. Cairan sekret hidung, tenggorokan, ludah, cairan dari lesi gelembung di kulit, atau tinja penderita berfungsi sebagai kuda troya yaitu tempat virus “bersembunyi”. Virus kemudian akan menanamkan diri pada mukosa mulut, dan menyebar ke kelenjar getah bening dalam 24 jam. Dari sana, virus bergerilya di dalam darah dan menyebar ke mukosa mulut serta kulit.
Karena disebarkan melalui kontak dengan sekret-sekret tersebut, penyakit ini sering ditemukan pada anak-anak