Zaman sedang bergerak cepat. Selain makanan cepat saji yang kehadirannya sangat membantu orang-orang sibuk dengan mobilitas tinggi, seks cepat saji atau pun seks kilat terkadang diperlukan karena keterbatasan waktu pasangan suami-istri yang sibuk bekerja.
Seks cepat saji umumnya dikenal sebagai quick sex. Istila ini ditujukan untuk ML yang hanya membutuhkan waktu singkat. Seperti seks normal, seks kilat sebaiknya juga dilakukan dengan kaidah baku seperti foreplay, intercourse, dan afterplay.
Namanya juga seks kilat, waktu untuk ketiga hal itu pun tentu harus sangat singkat. Dan terpenting, kedua belah pihak harus sama-sama terpuaskan.
Banyak pria beranggapan foreplay adalah suatu kewajiban belaka untuk memuaskan pasangannya, sehingga terkadang timbul keinginan untuk melewatkan 'ritual' itu. Bukan karena tidak berniat menyenangkan istri, melainkan ia tidak ingin menahan diri terlalu lama.
Pria perlu sesekali menikmati seks kilat. Seperti mobil yang perlu dilarikan dengan kecepatan tinggi untuk membersihkan karburator, sebagian anggota badan pria pun perlu memenuhi pelampiasan seksual dengan cepat.
Tetapi seks kilat belum tentu dapat diterima oleh kaum perempuan yang cenderung berdalih bahwa foreplay adalah satu kebutuhan untuk mencapai kepuasan seksual. Perempuan merasa kenikmatan ML sedikit berkurang ketika harus melakukannya dalam waktu tempo singkat.
Kendati kerap dianggap merugikan kaum perempuan, sejumlah terapis seks memandang perlu bagi pasangan untuk melakukan seks kilat sebagai variasi dalam sebuah hubungan. Meski terkadang melakukan seks kilat pada saat keduanya tidak sedang sibuk.
Pada saat tertentu, seks kilat ternyata bisa sangat bermakna untuk membangkitkan kehidupan seks pasangan suami-istri. Misalnya, saat perjalanan ke luar kota, tiba-tiba keduanya terlibat dalam pembicaraan mengarah ke soal seks. Ketika libido keduanya meningkat, bisa menepikan mobil sejenak lalu melakukan seks kilat. Ini merupakan hal menantang dan bagus sebagai variasi kehidupan seksual suami-istri.
Waktu yang singkat dan tempat fleksibel, terkadang juga menimbulkan sensasi dan ketegangan tersendiri. Takut ketahuan orang lain, misalnya, justru terkadang menimbulkan gairah baru pada kedua pasangan, karena pada saat itu biasanya hormon endorfin kedua pihak akan meningkat. Akibatnya, aktivitas seksual akan semakin menggebu dan efeknya diharapkan ini bisa memuaskan kedua pihak.