Menarik sekali mengamati dunia perminyakan ini. Apalagi Surveyor seperti kami ini yang hampir setiap hari bergelut dan menyium aroma minyak. Bagaimana minyak bisa mengubah dunia ini, liat aja amerika denger-denger menginvasi irak demi emas hitam ini dan juga perseteruan terbaru rusia dan Georgia yang akhirnya berhubungan dengan pipanisasi minyak menyeberangi semenanjung Europe/eropah.
Coba kita liat di dalam negeri sendiri, Alhamdulillah gonjang-ganjing masalah minyak sudah tidak membuat masyarakat antri di pangkalan minyak lagi. Ditambah dipasaran dunia harga minyak yang mengacu ke MOPS (Mid Oil Plats Singapore) udah turun drastis.
Namun tidak dapat dipungkiri masalah minyak ibarat bom waktu yang dapat muncul tiba-tiba dan kapan saja. Tidak heran jika para wakil rakyat di parlemen sampe bikin pansus tersendiri untuk membuat panitia hak angket masalah BBM ini. Ada apa ini? Apakah memang ada mafia minyak seperti yang banyak diisukan selama ini, allahualam bisowab.
Pertamina Importer Petroleum
Pengadaan minyak impor oleh Pertamina dinilai terlalu banyak rantai, ambil contoh kemaren ini pertamina mengimpor satu lifting LPG Refrigerated Propane/Butane dengan kapal MT.Reimei untuk di bongkar di Instalasi Tanjung Uban dibeli dari Arab Saudi, tetapi pertamina membeli tidak langsung dengan Aramco Saudi Arabia melainkan melalui trader yang sudah tangan ketiga.
Dari Aramco dibeli Itochu Corporation Jepang terus jual ke Petral Singapore baru akhir dibeli oleh Pertamina. Pertanyaannya adalah mengapa pertamina tidak membeli langsung ke negara produsen minyak atau secara maksimal memamfaatkan pembelian minyak didalam negeri dari KPS dalam negeri seperti beberapa perusahaan yang pernah menggunakan jasa survey dari kami seperti, Petrochina, Chevron Pacific Indonesia, Medco EMP, Salamander Energy Bontang, Total Indonesia, BP West Java, Exxon Mobi Oil, Conocophiliphs, Pertalahan Arnebatara Natuna dan banyak lagi.
Banyaknya mata rantai bukan tidak mungkin menimbulkan biaya tinggi (high cost operasional), bermainnya trader, pialang dan disusupi mafia minyak, pertamina mengakui menggunakan jasa trader sebagai rekanan dalam pengadaan minyak mentah maupun BBM di pasar spot. Keberadaan trader diperlukan karena tidak semua negara produsen minyak mau menjual langsung minyak mentahnya.
Beberapa perusahaan yang menjadi rekanan pertamina sebagai pengimpor BBM yaitu Sun-kiong Korea, Reliance India, Formosa Taiwan, Shell Singapore, Gold Manor dan Global Energy Resources. Karena seperti diketahui pengadaan BBM pertamina 65% diantaranya diperoleh dari pembelian dalam negeri dan 35% diimpor, untuk memenuhi kebutuhan yang 35%ini pertamina mendatangkannya lewat 42 rekanan.
Kita berharap pemerintah tidak menaikan harga BBM lagi, dan kinerja dewan dalam masalah hak angket BBM ini menghasilkan sesuatu yang memang berguna untuk masyarakat banyak bukan hanya masyarakat senayan sana saja. Semoga.