Tom Si Jempol
Dahulu kala, hiduplah seorang penebang kayu bersama istrinya. Mereka sangat sedih karena tidak mempunyai anak. ”Kalau saja aku dapat mempunyai anak yang dapat kusayang-sayang”, kata sang istri, ”bagiku tidak menjadi soal kalau dia hanya sebesar jempol!”.
Waktu berlalu dan akhirnya mereka mendapatkan seorang anak laki-laki, Betapa bahagia mereka. Anehnya, anak itu tidak pernah tumbuh besar dan tetap sekecil jempol. Panggilannya pun ”Tom si Jempol”.
Pada suatu hari, ayah Tom berangkat kerja. Ia mengeluh, ”Kalau saja Tom lebih besar, ia dapat membantu aku mengendarai gerobak ke hutan”. Tom memandang ibunya. ”Aku dapat melakukannya, Bu!” katanya, ”Kalau Ibu mau memasangkan kuda itu di depan gerobak, Ibu akan melihat aku dapat mengendarainya”. Ibu Tom menuruti apa kata anaknya.
”Sekarang, taruhlah aku di telinga kuda,” kata Tom.
”Akan kukatakan kepadanya ke mana ia harus berjalan.”
Demikianlah gerobak berangkat. Tom berada di telinga kuda.
Tom berkata, ”Belok kiri,” atau belok kanan,” dan kuda itu mematuhinya.
Dua orang laki-laki yang sedang berjalan di hutan terheran-heran ketika mereka melihat gerobak kuda yang berjalan tanpa kusir itu.
Mereka hanya mengikuti gerobak itu untuk mengetahui ke mana perginya. Ketika gerobak berhenti, kedua orang itu bertambah heran. Mereka melihat ayah Tom mengangkat anak dari telinga kuda. ”Sungguh cerdik teman mungil ini,” kata seorang diantaranya. Maukah kamu menjualnya kepada kami?”
”Aku tidak akan pernah menjualnya,” kata penebang kayu itu dengan bangga.
”Dia itu anakku.” Tetapi, Tom berbisik, ”tidak apa, Ayah, biarkan aku ikut mereka. Itu akan menjadi pengalaman hebat bagiku,” tambahnya.
”Dan aku tahu, nanti aku akan pulang lagi.” Ayah Tom sangat berkeberatan, tetapi akhirnya ia mau juga melepaskan Tom dengan harga tinggi. Salah satu lelaki itu memasukkan Tom ke dalam sakunya. ”Ia akan menjadi tontonan hebat di kota, katanya. ”Kita akan kaya”
Mereka pun berangkat. Menjelang malam, Tom berteriak, tolong turunkan aku. Aku ingin merenggangkan kakiku”. Mereka menurunkan Tom. Seketika itu Tom berlari, lalu bersembunyi. Kedua orang itu mencari-cari dia ke segala arah, tetapi Tom telah lenyap. Tom mencari tempat yang aman untuk tidur. Segera ditemukannya cangkang siput kosong dan ia pun berbaring di situ. Ia hampir tertidur, tetapi tiba-tiba didengarnya suara. Dua pencuri sedang membuat rencana.
”Kita akan menyelinap ke rumah Ustadz kaya dan mencuri uangnya!”.
”Bawalah aku, teriak Tom.
”Aku dapat membantu kalian!” Kedua orang itu kaget dan bingung. Ada suara orang, tetapi tak ada orangnya. Mereka pun terheran-heran ketika menemukan anak mungil itu.
”Aku dapat masuk lewat celah jendela,” kata Tom, dan aku dapat melemparkan uangnya kepada kalian.” Mereka setuju untuk membawa Tom dan membuktikan kata-katanya. Ketika mereka sampai di rumah Ustadz, Tom melakukan apa yang telah ia katakan.
Kemudian, sambil berdiri di ambang jendela atas, ia berteriak, ”Apakah kalian menghendaki semua uang yang ada disini?”.
”Ssst!” Jawab para pencuri itu ngeri, ”Jangan keras-keras! Seisi rumah akan bangun”.
Tom malah berteriak lebih lebih keras ,” BERAPA UANG YANG HARUS KULEMPAR PADA KALIAN?”. Teriakan Tom membangunkan Tukang Masak yang tidur di kamar sebelah. Tukang masak itu bangkit untuk melihat apa yang terjadi, Tom lari ke gudang. Di situ ia tertidur di jerami sampai pagi.
Ketika tukang masak itu sampai di lantai bawah, kedua pencuri itu lari terbirit-birit dan Tom tidak ketahuan batang hidungnya. Keesokan harinya tukang masak itu hendak memerah susu dan memberi makan sapinya. Diambilnya jerami tempat Tom tidur dengan nyenyak. Tom baru terbangun ketika dirinya terlempar lempar di dalam perut sapi.
” Jangan makan lagi!” teriak Tom.
”Aku akan mati terhimpit” ,tukang masak itu terkejut mendengar suara dari mulut sapinya. Ia berlari menemui Pak Ustadz. ”Tolong!”, serunya.
”Sapinya bisa bicara”,
”Omong kosong, mana ada sapi bisa bicara!”, kata Pak Ustadz. Tepat pada waktu itu Tom berteriak lagi , Pak Ustadz terpana. Dia berucap ”Subhanallah!”. Akhirnya mereka pergi meninggalkan sapi tersebut.
Dengan susah payah Tom merangkak keluar dari perut sapi, tapi kesulitan Tom belum berakhir. Seekor serigala yang lapar lewat dan melihat Tom di halaman belakang.
”Wah, ada santapan lezat”, kata serigala itu.
Tom anak yang cerdik dengan cepat ia mencari akal. ”Hei serigala, kalau kamu ingin makanan yang lebih ueenak aku tahu dimana ada makanan yang berlimpah”. Dan ia memberitahu serigala arah jalan ke rumahnya sendiri, yang ternyata tidak jauh dari tempat itu.
Tom naik ke atas punggung serigala itu, semua hewan terheran heran melihat kejadian itu. Akhirnya mereka tiba di rumah itu,”Merangkaklah melalui saluran air dan kamu akan samoai di dapur. Di sana ada banyak makanan”. Serigala itu makan begitu banyak sehingga ia menjadi sangat ngantuk dan tertidur.
Kesempatan itu digunakan Tom untuk memberitahu ayahnya, ”Ayah, ayah ini aku sudah pulang. Sudah kukatakan akau pasti akan pulang, Ayah!”.
Orang tua Tom sangat gembira, ”Kita tidak akan bepisah lagi, berapapun orang mau membelimu”, kata ayahnya. ”
Dan aku tidak akan meninggalkan rumah lagi, kata Tom berjanji...