Mengawali karier di Hotel Westin San Francisco sebagai concierge, Sheila Tiwan kemudian menjajal sebagai analis di perusahaan real estate, Jones Lang LaSalle. Kelahiran 30 Januari 1970 ini juga sempat terjun di dunia e-commerce dan bergabung dengan Gazoontite.com sebagai Manajer Senior sebelum berlabuh di perusahaan software, Octasoft, hingga menjabat Direktur. Setelah itu, Sheila memilih bergabung dengan perusahaan yang dirintis sang ayah, PT Carsurin. Tahun lalu, ia didapuk menjadi CEO di perusahaan yang memiliki 350 karyawan itu.
"Waktu saya masuk, I knew nothing about survey, tetapi saya belajar," ujar bungsu dari dua bersaudara ini. Ia tidak sungkan bertanya kepada siapa pun, termasuk bawahannya. "Saya belajar satu per satu dari awal tentang survei. Saya panggil expert orang teknik minta diajari, saya tidak mau pura-pura ngerti," katanya. Bagi Sheila, kunci sukses dalam menjalankan perusahaan adalah integritas dan layanan berkualitas. "Bagaimana memberi nasihat dan layanan berkualitas terbaik, 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam seminggu, pelanggan adalah nomor satu," ucap Sheila.
Sebagai CEO ia masih suka terjun langsung berhadapan dengan klien, misalnya menangani masalah branding dan pemasaran. "Prinsipnya, leading by doing. Jika ada pekerjaan yang bisa dikerjakan, mengapa tidak," ujar pehobi golf dan menyelam ini. Toh, mimpi lulusan San Francisco State University ini justru menjadi penerjemah. Maklum, ia menguasai lima bahasa: Indonesia, Inggris, Jepang, Prancis dan Belanda. Sheila yang menempuh SD sampai SMA di Australia, kini tengah belajar bahasa Cina.
Source : swa.co.id