Di tengah krisis global seperti ini, banyak orang semakin yakin bahwakita perlu belajar berwirausaha atau punya usaha sendiri ataumengelola usaha sendiri.
Betapa tidak, siapa sih yang tak kenalperusahaan-perusaha an top dunia seperti Lehman Brothers, AIG, GoldmanSach, dan sederet nama lainnya. Toh mereka bisa ambruk juga. Tidak bisa menjamin bahwa semua karyawan yang ada di dalamnya akan kerja aman sampai mati. Tidak.
Kalau yang belajar dan sering baca bisnis keuangan tentu tahu reputasi perusahaan-perusahaan top itu, mereka selalu jadi tempat belajar dan benchmark para pelaku bisnis keuangan di hampir semua benua. Toh itu tak bisa menjadi gantungan hidup yang aman bagi karyawannya.
Ini pelajaran bagi siapapun bahwa tak ada salahnya kita2 punya usaha sendiri, meski awalnya hanya di jalankan dengan sambilan. INI PENTING UNTUK BERJAGA-JAGA. Kita tak pernah tahuapa yang terjadi dengan perusahaan kita kedepan. Apakah perusahaan kita sudah lebih hebat dari Lehman Brothers dan Golmand Sach? Moga-moga sih aman-aman saja.
Kalau kita punya kemampaun menjalankan usaha sendiri dan tahu cara-caranya, harapannya, kalau adakejadian-kejadian kepentok seperti itu kita bisa punya kemampuan survival.
Sekedar bagi2 informasi bagi yang ingin berwirausaha, yang semogaberguna, ADA BEBERAPA ALTERNATIF CARA AMAN menjadi entrepreneur sesuai yang saya tahu dari cerita teman yang sudah terbukti sukses.
Kalau kita ingin mandiri berwirausaha alias menjadientrepreneur, kita tidak harus langsung cabut dari profesi lama kita.
Tidak perlu grusa-grusu. Kita harus dengan dingin membedakan antaraberani dan nekad. Apalagi kalau yang sudah punya tanggungan keluarga,kita juga harus menimbang ada sekian jiwa yang ikut dalam gerbong kita sehingga kalau kita salah kemudi mereka juga bisa kejeblos.Berikut ini beberapa informasi cara yang lebih aman untuk pindah kekuadran entrepreneur.
Pertama;
kita bisa memulai berwirausaha dengan melakukan penyertaan saham (setor modal) di bisnis teman kita sembari kita tetap kerja duludi perusahaan lama kita.
Jadi kita setor modal ke kawan yang punya bisnis bagus, dan nantinya kita mendapat bagi hasil dari keuntungan.
Dari sini kita juga sekalian mulai belajar bagaimana mengelola usaha.Pelan-pelan kita mulai aktif terjun di dalamnya dan membantu dan kerjabareng dengan si teman itu.
Kalau skala usaha joinan dengan teman itubagus dan penghasilan dari bagi hasil sudah bisa menutup kebutuhanhidup kita dan keluarga, barulah kita putuskan keluar.
Jadi ketikakita keluar dari perusahaan lama tidak kaget karena tetap ada penghasilan.
Kedua,
jurus menginjak dua kapal.
Artinya, kita masih sebagai karyawandi sebuah perushaaan mapan, namun di waktu yang sama juga merintisusaha alias menjalankan usaha milik sendiri.
Cara ini dimungkinkanbagi mereka-mereka yang punya cukup waktu luang sehingga bisa nyambi.Sebenarnya cara ini sekarang lebih dimungkinkan karena adanya HP dantelpon yang memudahkan koordinasi.
Jadi, sementara kita di kantor,kita bisa sembari mengendalikan bisnis sendiri dari jarak jauh. Hingga skala tertentu nyambi ini sangat dimungkinkan, namun kalau bisnisnyamulai membesar kita pasti harus cabut.
Strategi menginjak dua kapalini merupakan pilihan aman dan realistik. Jadi sementara satu kakikita masih ada di kapal milik perusahaan lain, satu kaki kitamelakukan test market untuk membangun bisnis (kapal) sendiri. Cara ini juga paling umum dijalankan oleh para perintis usaha.
Ketiga, kalau anda tidak mau joinan dengan orang lain dan tidak bisa berdiri di dua kapal, kita bisa berdayakan pasangan kita(istri/suami) . Jadi, sementara kita masih kerja di perusahaan lama,pasangan kita (istri atau suami) yang mengurusi bisnis sendiri untukmasa-masa perintisan.
Artinya sekoci pendapatan keluarga masih adayang bisa diandalkan, baik buat beli beras atau susu anak-anak. Kalauusaha sendiri ini sudah jalan, silahkan saja keluar dari kerja diperusahaan orang lain itu.